Kategorisasi Langgar Berdasarkan Pola Perkembangan Spasial (Studi Kasus: Kauman Yogyakarta)
Abstract
Kampung Kauman Yogyakarta dikenal sebagai permukiman yang terletak di sebelah barat Masjid Gedhe. Pada sejarahnya, Kauman Yogyakarta lahir sebagai kediaman para ketib yang memiliki tugas untuk mengurus Masjid Gedhe. Popularitas ketib dengan kemampuannya dalam bidang keagamaan menarik perhatian masyarakat luas untuk menjadi santri dari para ketib. Kegiatan pendidikan tersebut diwadahi oleh tempat peribadatan yang disebut langgar . Keberadaan langgar tidak hanya memfasilitasi kegiatan pendidikan, namun juga berbagai kegiatan ibadah lainnya. Terdapat 7 (tujuh) langgar yang memiliki nilai sejarah dan masih dapat ditemukan jejak fisiknya di Kauman. Langgar di Kauman memiliki ragam arsitektur yang berbeda antara satu dan lainnya, begitu pula dari segi penataan spasial. Kondisi ini memunculkan sebuah pertanyaan terkait bagaimana perkembangan spasial yang terjadi pada langgar dari awal pendirian hingga saat ini. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pola perkembangan spasial yang dialami oleh langgar di Kauman. Pendekatan penelitian yang digunakan merupakan induktif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi lapangan dan wawancara.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan yang terjadi terdiri dari 3 tahap yaitu, tahap 1 berupa keberadaan rumah tinggal, tahap 2 pengadaan langgar dan tahap 3 berupa penambahan bangunan pendidikan. Pola tersebut kemudian mengarah pada kesimpulan bahwa langgar di Kauman dapat dibagi menjadi 2 kategorisasi yaitu, langgar ketib dan langgar komunitas.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.26905/jam.v25i1.10245
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexing by
Index Copernicus International (ICI)
Tools:
Supported By:
MINTAKAT: Jurnal Arsitektur Mailing Address: Address: Jl. Terusan Raya Dieng No. 62-64, Malang, Indonesia, 65146 Phone/Fax: +62341-568395 Email: [email protected]
|