Pemanfaatan Fungsi Ruang Kerajaan Peurelak
Abstract
Kerajaan Peureulak berada di Peureulak, Kecamatan Aceh Timur, Indonesia. Penamaan Peurelak merupakan pengambilan yang berasal dari nama sebuah kayu yang dulunya sangat banyak tumbuh di kawasan Peureulak. Kawasan Peurelak yang terkenal menghasilkan hasil bumi berupa Kayu Perlak tersebut juga dikenal oleh pada pedagang dengan hasil perkebunan yakni pala dan lada. Terkenalnya kawasan Peureulak membuat banyak pedagang dari berbagai negeri datang dan melakukan perdagangan di kawasan tersebut. Pada Pedagang dari luar negeri lebih mengenal Peureulak dengan sebutan Bandar Peurelak yang mana bandar memiliki arti sebagai pelabuhan. Selain melakukan kegiatan berdagang, para pedagang dari Arab juga sekalian melakukan penyebaran Agama Islam kepada masyarakat Peureulak sehingga masyarakat Peureulak pada saat itu sudah paham dan sudah ada yang memeluk Agama Islam sebagai landasan hidup mereka. Setelah 50 tahun lamanya menamankan ajaran Islam di daerah Peureulak, pada tahun 840 Masehi Kerajaan Peureulak resmi berdiri dan Sultan Alaiddin Sayed Maulana Abdul Aziz Syah (840-860 M) menjadi pemimpin pertama Kerajaan Peureulak. Demi mengenang para khalifah yang pernah datang ke Bandar Peureulak, Bandar Peurelak pun resmi berganti nama menjadi Bandar Khalifah. Berdasarkan peristiwa dan hasil seminar, maka pada kawasan Bandar Khalifah dapat dipastikan bahwa di kawasan tersebut terdapat beberapa ruang yang dimana ruang tersebut memiliki fungsi berdasarkan dari peristiwa yang terjadi. Ruang-ruang yang memiliki fungsi tersebut terbentuk dari hasil aktivitas masyarakat Kerajaan Peureulak. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini yaitu menjelaskan pemanfaatan fungsi ruang Kerajaan Peureulak dengan menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif dengan dua tipe penelitian yaitu historis dan fenomenologi.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
The Peureulak Kingdom is in Peureulak, East Aceh District, Indonesia. The name Peurelak is taken from the name of a wood that used to grow a lot in the Peureulak area. The Peurelak area, which is famous for producing agricultural products in the form of Perlak Wood, is also known by traders for plantation products, namely nutmeg and pepper. The popularity of the Peureulak area has made many traders from various countries come and trade in the area. Traders from abroad are more familiar with Peureulak as Bandar Peurelak, which means port. In addition to trading activities, Arab traders also spread Islam to the Peureulak community so that at that time the Peureulak people already understood and embraced Islam as the foundation of their life. After 50 years of securing Islamic teachings in the Peureulak area, in 840 AD the Peureulak Kingdom was officially established and Sultan Alaiddin Sayed Maulana Abdul Aziz Syah (840-860 AD) became the first leader of the Peureulak Kingdom. In order to remember the caliphs who had come to Bandar Peureulak, Bandar Peurelak was officially renamed Bandar Khalifah. Based on the events and results of the seminar, in the Bandar Khalifah area it can be ascertained that in that area there are several rooms where these spaces have functions based on the events that occur. The spaces that have this function are formed from the results of community activities in the Peureulak Kingdom. Therefore the purpose of this study is to explain the utilization of the spatial function of the Peureulak Kingdom by using a qualitative research method approach with two types of research, namely history and phenomenology.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Astiti, Ni Komang Ayu. 2019. Pusat Kerajaan Kutai Kartanegara Abad XIII – XVII Dalam Pembangunan Pariwisata Daerah. Yogyakarta: DEEPUBLISH. https://books.google.co.id/books?id=-IKYDwAAQBAJ&lpg=PR5&ots=J0Y8eVSLnG&dq=karakteristik kota Islam%2C diantaranya%3A memiliki benteng%3B memiliki kompleks kediaman penguasa (istana%3B bangunan - bangunan pemerintahan%3B dan bangunan - bangunan pasukan pe.
Dhuhri, Saifuddin et al. 2019. “Penelitian Konservasi, Pelestarian, Dan Internalisasi Situs Makam Malikussaleh: Sebuah Usaha Pengadaan Modul Operasional Gedung Museum, Komunitas Museum Dan Situs Cagar Budaya Untuk Master Plan Operasional Living Museum Samudra Pasai.” : 1–260.
Al Fajar, Reza, and Ashar Sinilele. 2020. “Urgensi Penyelesaian Sengketa Wanprestasi.” Alauddin Law Development Journal 2(1): 52–56.
Harahap, Indra et al. 2022. “Rekonstruksi Nilai-Nilai Pendidikan Dan Peradaban Islam Di Titik Nol Barus Indra.” Jurnal Pendidikan dan Konseling 4: 2363–69.
Haryanti, Nik. 2014. ILMU PENDIDIKAN ISLAM (IPI). Malang: Gunung Samudera.
Imawan, Dzulkifli. 2021. The History of Islam in Indonesia. Yogyakarta: Diva PRESS.
Jannah, Miftakhul, and Muhammad Nasir. 2018. “Islamisasi Nusantara Dan Proses Pembentukan Masyarakat Muslim.” Multicultural of Islamic Education 2(1): 63–74. https://www.jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/ims/article/view/1221.
Mannan, Mannan. 2022. “Pengembangan Kurikulum Dayah Cot Kala Pada Era Kerajaan Perlak, Aceh.” Islamijah: Journal of Islamic Social Sciences 3(1): 31.
Muchsin, Misri A. 2019. “Kesultanan Peureulak Dan Diskursus Titik Nol Peradaban Islam Nusantara.” Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies 2(2): 218.
Muhamad. 2021. “Kota Dalam Perspektif Penafsiran Interdisiplin (Kajian Tafsir Al-Tahrir Wa Al-Tanwir Karya Ibn ‘Ashur (1879-1973M.)).” Disertasi: 1–382.
Muzakkir. 2019. “Harmonisasi Tri Pusat Pendidikan Dalam Pengembangan Pendidikan Islam.” Journal of Chemical Information and Modeling 53(9): 1689–99.
Nasser, Asep Aziz, Opan Arifudin, Ujang Cepi Barlian, and Sofyan Sauri. 2021. “Sistem Penerimaan Siswa Baru Berbasis Web Dalam Meningkatkan Mutu Siswa Di Era Pandemi.” Biormatika : Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan 7(1): 100–109.
Nurfatimah, Nurfatimah, Lalu Hamdian Affandi, and Ilham Syahrul Jiwandono. 2020. “Analisis Keaktifan Belajar Siswa Kelas Tinggi Di SDN 07 Sila Pada Masa Pandemi Covid-19.” Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan 5(2): 145–54.
Porajouw, Eva Fransina, R. J. Poluan, and Faizah Mastutie. 2017. “Efektivitas Ruang Terbuka Publik Di Kota Tomohon.” Spasial 4: 136–48.
Reynaldi, Muhammad, and Martin Halim. 2022. “Taman Baca Masyarakat Rorotan Untuk Meningkatkan Minat Baca Masyarakat.” Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) 4(1): 519.
Wildan Arief Sety, Daim Triwahyono, Hamka. 2017. “Pusat Desain Arsitektur Di Kota Malang Tema : Post Modernisme.” 2(1): 77–84.
DOI: https://doi.org/10.26905/jam.v24i2.10257
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexing by
Index Copernicus International (ICI)
Tools:
Supported By:
MINTAKAT: Jurnal Arsitektur Mailing Address: Address: Jl. Terusan Raya Dieng No. 62-64, Malang, Indonesia, 65146 Phone/Fax: +62341-568395 Email: [email protected]
|