KONSEP BIOREGION DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA LANSEKAP ARSITEKTUR NUSANTARA

Dina Poerwoningsih, Imam Santoso, Erlina Laksmiani Wahjutami

Abstract


Sumberdaya lansekap di Indonesia sangat kaya, beragam dan bernilai baik secara ekonomi sosial dan budaya. Keunikan dan keragamannya membutuhkan model pengelolaan yang tepat berbasis pada data dan keterlibatan stakeholder yang dilakukan secara terus menerus. Salah satunya adalah model pengelolaan lansekap alam dan budaya di komunitas atau kampung adat. Terdapat konsep hubungan yang sangat kuat antara manusia/masyarakat lokal dengan lingkungan alam dan budayanya. Oleh karenanya sudah seharusnya dilakukan upaya pengelolaan kampung adat termasuk lansekap ruangnya dalam cara pandang tersebut. Konsep dalam bidang pengelolaan sumberdaya lingkungan yang diangkat dalam tulisan ini adalah Konsep Bioregion. Tulisan ini dimaksudkan mengeksplorasi entitas-entitas lansekap arsitektur yang bersesuaian dengan Konsep Bioregion dalam pembahasan yang bersifat interdisipliner. Tulisan ini disusun dalam dua sub tema pembahasan yaitu (1) aspek-aspek permasalahan ruang dan lansekap arsitektur Nusantara dan (2) aspek-aspek dan permasalahan Bioregional yang terkait. Pembahasan lebih lanjut diharapkan menjadi peluang dalam studi arsitektur lansekap  yang mendukung terwujudnya model pengelolaan lansekap kampung adat di Indonesia. Dalam bidang arsitektur, kampung adat lebih banyak dibahas sebagai entitas rumah atau bangunan, permukiman atau ruang luar mikro diantara bangunan. Tulisan ini berupaya mempertegas posisi lansekap  kampung adat sebagai bagian dari ruang arsitektur. Beberapa metode perencanaan lansekap  berkelanjutan yang telah dikembangkan secara eksplisit memasukkan perspektif ekologi lansekap di dalamnya. Tren lansekap  berkelanjutan tersebut seharusnya menjadi motivasi untuk memposisikan lansekap kampung adat sebagai aset atau sumberdaya lingkungan. Pembahasan dalam tulisan ini menegaskan beberapa gagasan pengelolaan lansekap  kampung adat dalam upaya konservasi arsitektur Nusantara yaitu (1) tesis adanya konsep boregion dalam substansi kearifan lokal lansekap arsitektur Nusantara dan (2) fleksibilitas skala ruang bioregional.

 

DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v19i2.3219


Keywords


manajemen lansekap kampung adat, konservasi lansekap kampung adat, konsep bioregion, arsitektur lansekap kampung adat

Full Text:

PDF 49-58

References


Ahern, Jack. 2005. Integration of landscape ecology and landscape architecture: an evolutionary and reciprocal process. Issues and Perspectives in Landscape Ecology. Cambridge University Press.

Brunckhorst, David. 2001. Building Capital Through Bioregional Planning And Biosphere Reserves. University of New England. Australia.

Geria, I.M. 2015. Kearifan Ekologis Kampung Megalitik Rindi Praiyawang, Sumba Timur. Forum Arkeologi Volume 27, Nomor 2, 2014 (99-108).

Hariyanto A.D., Asri A., Nurdiah E.A., Tulistyantoro L. 2012. Hubungan Ruang, Bentuk dan Makna pada Arsitektur Trasisional Sumba Barat. Laporan Penelitian LPPM Universitas Kristen Petra. Surabaya.

Hidayat, Imawan Wahyu. 2010. Landscape ecological pattern of tropical agroforestry efforts at educational forest landscape of Mount Walat, Sukabumi. Jurnal Ecotrophic.

Iskandar, J. 2001. Manusia Budaya dan Lingkungan. Humaniora Utama Press. Bandung.

Klett, J.E. and Cummins, A. 2013. Sustainable Landscaping. Colorado State University, community service provider extension. http://www.ext.colostate.edu/pubs/garden/07243.html (accessed 15 July 2013).

Natori, Yoji. Fukui, Wataru. Hikasa. Mutsumi. 2005. Empowering nature conservation in Japanese rural areas: a planning strategy integrating visual and biological landscape perspectives. Landscape and Urban Planning 70: 315-324.

Miller, K. R. 1996. Balancing The Scales: Guidlines for Increasing Biodiversity’s Chances Through Bioregional Management. World Resources Institute. New York.

Rejeki, VG Sri. Nindyo Suwarno, Haryadi. 2007. Nilai vernacular dalam penataan lingkungan pada permukiman lereng gunung, Studi di Desa Kapencar, Lereng Gunung Sindoro, Wonosobo. Dinensi Teknik Arsitektur (35) 190 - 198.

Saraswati T., Day M.A.R., 2017. Kampung Adat Deri Kambajaya di Kabupaten Sumba Tengah sebagai Living Museum. Proseding Seminar Nasional Arsitektur dan Tata Ruang (SAMARTA). Bali.

Sudradjat, I. 2011. Membangun Sistem Teori Arsitektur Nusantara : Merubah Angan-Angan Menjadi Kenyataan. https://laciarsip.wordpress.com /tulisan/kompilasi-tulisan/sudradjat-iwan/

Tanrim, C.F, Stefani Y.M., Cynthia K., Stefanie,W., Wijaya J.L. 2014. Sistem Struktur Rumah Adat Barat Rattenggaro. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014.

Wahl D.C. 2002. Bioregionalism-Living with a Sense of Place at the Appropriate Scale for Self-reliance An excerpt from ‘Exploring Participation’. https://medium.com/age-of-awareness/

Winandari R. 2017. Adaptasi Teknologi di Rumah Adat Sumba. Jurnal Arsitektur Mintakat, Vol 18, No 2. halaman 109-114.




DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v19i2.3219

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Indexing by

width="150"

Garuda - Garba Rujukan Digital

SINTA - Science and Technology Index

Index of /public/site/images/septi

 

Index Copernicus International (ICI)

Tools:

Turnitin

crossref

Mendeley

Supported By:

Universitas Merdeka Malang




MINTAKAT: Jurnal Arsitektur

Mailing Address:

Address: Jl. Terusan Raya Dieng No. 62-64, Malang, Indonesia, 65146
Phone/Fax: +62341-568395
Email: [email protected]