Analisis Kelayakan Harga Tenaga Listrik PLTS dengan Metode Life Cycle Cost dan LCOE

Authors

  • Vetty Kartikasari
  • Agus Yudi Asmoro Jurusan Teknik Industri Universitas Merdeka Malang
  • Aang Fajar Passa Putra Jurusan Teknik Industri Universitas Merdeka Malang
  • Digitha Oktaviani Putri Jurusan Teknik Industri Universitas Merdeka Malang
  • Ika Anggraeni Khusnul Khotimah Jurusan Teknik Industri Universitas Merdeka Malang

DOI:

https://doi.org/10.26905/jiv.v6i1.13093

Keywords:

Life cycle Cost, LCOE, EBT, Kelayakan Finansial, PLTS

Abstract

Abstract

 The plan to develop PLTS with a capacity of 50Mwp in Galang Batang SEZ is a form of commitment of the wilus holder to the mandate of Presidential Regulation 112 of 2022 in order to achieve the 23% EBT mix target in 2025. In accordance with the RUPTL document of the owner of the area in 2024-2033, which plans the development of power plants to be cooperated with IPP business entities. So that a techno-economic study is needed to provide an overview of project life cycle costs (LCC), electricity production costs, electricity selling prices and financial feasibility. From the results of the calculation, the Life Cycle Cost (LCC) value obtained in the present value of Rp. 587,672,449,561 and energy production during the project period in PV is 576,918 Mwh so that the resulting cost of electricity production calculated by the LCOE method is Rp. 1,018.64 / kwh or 6.37 cUsD. The scenario of the selling price of electricity with a 10% margin gives a positive NPV result of Rp. 34,590 billion; an IRR value of 10.58% above the WACC of 9.69% and a payback period of 8 years and 9 months. So that the development of PLTS in Galang Batang SEZ by IPP business entities is feasible to be realized.


Abstrak

 Rencana pengembangan PLTS berkapasitas 50Mwp di KEK Galang Batang merupakan bentuk komitment pemegang wilus terhadap amanat perpres 112 tahun 2022 dalam rangka mencapai target bauran EBT 23% di tahun 2025. Sesuai dengan dokumen RUPTL pemilik wilus kawasan tahun 2024-2033 yang merencanakan pengembangan pembangkit untuk dikerjasamakan dengan badan usaha IPP. Sehingga  diperlukan suatu  kajian tekno ekonomi untuk memberikan gambaran terkait biaya siklus hidup proyek (LCC) , biaya produksi tenaga   listrik , harga jual tenaga listrik dan  kelayakan finansial nya. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai Life Cycle Cost (LCC)  yang di present value kan sebesar Rp 587.672.449.561 dan produksi energi selama periode proyek yang di PV kan sebesar 576.918  Mwh sehingga  yang menghasilkan  biaya produksi tenaga  listrik  yang dihitung dengan metode LCOE sebesar Rp. 1.018,64/kwh atau 6,37 cUsD. Skenario harga jual tenaga listrik dengan margin 10% memberikan hasil NPV positif   Rp. 34,590 Miliar; nilai  IRR 10,58%  diatas WACC 9,69% dan pengembalian /payback period 8 tahun 9 bulan. Sehingga pengembangan PLTS di KEK Galang Batang oleh badan usaha IPP layak untuk direalisasikan.

Author Biographies

Vetty Kartikasari

Jurusan Teknik Industri

Universitas Merdeka Malang

Agus Yudi Asmoro, Jurusan Teknik Industri Universitas Merdeka Malang

Jurusan Teknik Industri

Universitas Merdeka Malang

Aang Fajar Passa Putra, Jurusan Teknik Industri Universitas Merdeka Malang

Jurusan Teknik Industri

Universitas Merdeka Malang

Digitha Oktaviani Putri, Jurusan Teknik Industri Universitas Merdeka Malang

Jurusan Teknik Industri

Universitas Merdeka Malang

Ika Anggraeni Khusnul Khotimah, Jurusan Teknik Industri Universitas Merdeka Malang

Jurusan Teknik Industri

Universitas Merdeka Malang

References

Aprilianto RA. Peluang dan Tantangan Menuju Net Zero Emission (NZE) Menggunakan Variable Renewable Energy (VRE) Pada Sistem Ketenagalistrikan Di Indonesia. Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Pascasarjana Indonesia. 2021; 2(2) : 1-13.

Paramita R. Target Bauran Energi Indonesia Tahun 2023 Kembali Melesat. Buletin APBN. 2024; 10 : 3.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) , PT X tahun 2024-2033

Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022. Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik

Peraturan Menteri ESDM No. 11 Tahun 2021, Tentang Pelaksanaan Usaha Ketenagalistrikan

Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 10 Tahun 2017 Tentang Pokok Pokok Dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik

Nugraha, Aditya IM. Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sebagai Sumber Energi Pada Kapal Nelayan: Suatu Kajian Literatur. Jurnal Sumber Daya Akuatik Indopasifik. 2020; 4(2) : 101.

Sianipar R. Dasar Perencanaan Pembangkit Tenaga Surya. Jurnal Teknik Elektro Trisakti. 2014; 11(2) : 61-78.

Boxwell M. The Solar Electricity Handbook: A Simple, Practical Guide

to Solar Energy - Designing and Installing Photovoltaic Solar Electric Systems, Ed. ke-6. Warwickshire, UK: Greenstream Publishing.2016.

Gumintang A, Sofyan MF, Sulaeman I. Design and Control of PV Hybrid System in Practice. Jakarta: GIZ. 2021.

Sugirianta K, Bagus I, Giriantari IAD, dan Kumara INS. Economic Analysis of Solar Electricity Rates using the Life Cycle Cost Method (Analisa Keekonomian Tarif Penjualan Listrik Pembangkit Listrik Tenaga Surya 1 MWp Bangli Dengan Metode Life Cycle Cost). Majalah Ilmiah Teknologi Elektro. 2016; 15(2) : 121–126.

Pujawan N. Ekonomi Teknik Edisi Ketiga. Penerbit Lautan Pustaka. Yogyakarta. 2019.

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) , PT X tahun 2024-2033

Downloads

Published

2024-05-31