Model Pemberdayaan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Hutan (Studi Kasus Desa Cupak, Kabupaten Jombang)

Authors

  • Lucas Magalhaes Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jombang, Jl. Wahid Hasyim 141, Kabupaten Jombang

DOI:

https://doi.org/10.26905/jrei.v1i2.5440

Keywords:

Masyarakat Hutan, Pemberdayaan, Kesejahteraan

Abstract

Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat deforestasi hutan tertinggi di dunia. Persoalanpaling berat adalah dampaknya terhadap tingginya tingkat kemiskinan masyarakat sekitar hutan.Padahal, lebih dari tiga perempat penduduk di Indonesia menggantungkan hidupnya dari hasilhutan. Persoalan tersebut telah mencetuskan beragam program untuk mewujudkan pengelolaanhutan yang berkelanjutan, sekaligus mempunyai dampak signifikan terhadap kesejahteraanmasyarakat sekitar hutan. Tetapi, berbagai temuan empiris justru menunjukkan upayapeningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan seringkali mengalami kegagalan akibat modelpendekatan yang tidak adaptif. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan permodelan yang tepatdalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat hutan. Berdasarkan hasil wawancaradengan pendekatan deskriptif kualitatif, ditemukan bahwa model peningkatan kesejahteraanmasyarakat hutan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: (i) adanya program pemberdayaan yangmampu mengkoneksikan antara sumberdaya lokal dengan pasar potensial; dan (ii) adanyakemampuan untuk mengelola kelembagaan masyarakat lokal. Kedua faktor tersebut berdampakpositif dengan perubahan karakter masyarakat hutan yang produktif. Hasil temuan mampumemberikan inspirasi mengenai model peningkatan kesejahteraan masyarakat hutan mampumengakomodasi karakter lokal.

References

Amin, S., Ashok S.R.,& Giorgio, T. (2003). Does microcredit reach the poor and vulnerable? Evidence from northern Bangladesh. Journal of Development Economics, Vol. 70, No. 1, pp. 59-82.

Ana, M.,& Sefa, A. (2012). Microfinance social performance: a global empirical study. Applied Econometrics and International Development, Vol. 12, No. 2, pp. 51-68.

Arifudin’ Nasrul, B& Maswadi. (2013). Program of community empowerment prevents forest fires in Indonesian peat land. Procedia Encironmental Science, Vol. 17, pp. 129-134.

Bowler, D; Buyung A.L; Healey, J.R; Jones, J.P.G; Knight T;& Pullin, A.S. (2010). The evidence base for community forest management mechanism for supplying global environmental benefits and improving local welfare. CEE Review, 08-011.

Kohlin, Gunnar& Amacher, Gregory. (2005). Welfare implications of community forest plantations in developing countries: the orissa social forestry project. Amer J. Agr. Econ, Vol. 87, No. 4, pp. 855-869.

Lewis, W.G., Pun, K.F.,& Lalla, T.R.M., (2006). Exploring Soft Versus Hard Factors for TQM Implementation in Small and Mediumsized Enterprises, International. Journal of Productivity and Performance Management, Vol. 55, No. 7, pp. 539-554.

Rosyidatuzzahro, A., Tjahjanulin, D., & Romy, H. (2019). Community empowerment efforts in provate forest development of malang regency, indonesia. Russian Journal of Agricultural and Socio-Economics Sciences, Vol. 95, No. 11, pp. 252-256.

Setiajiati, F., Hendrayanto, H., & Hardjanto, H. (2017). Strategies of community empowerment to manage protection forest sustainably. Journal of Tropical Forest Management, Vol. 23, No. 2, pp. 71-80.

Soepijanto, B; Zauhar, S; Haryono, B.S; Soeaidy, S. (2013). Model of effective community empowerment policy of forestry partnership to forest community in Mesji-Lampung. IOSR Journal of Humanities And Social Science (IOSR-JHSS), Vol. 17, No. 1, pp. 07-14.

Tampubolon, L.A. (2020). Community empowerment in coastal community: a case study of social forestry in north sumatra, indonesia. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik (JIAP), Vol.6, No. 1, pp. 58-70.

WALHI. (2016). WALHI: 608.913 Hektare Lahan Hutan Jatim Kritis Akibat Eksploitasi Tambang (Online), diakses pada tanggal 11 Juni 2017.

Downloads

Published

2020-08-01