Revitalisasi Taman Ghairah sebagai Kawasan Cagar Budaya di Kota Banda Aceh

Dara Munira, Muftiadi Muftiadi, Cut Dewi

Abstract


Taman Ghairah merupakan salah satu bagian dari Istana Darud Duniya Kerajaan Aceh Darussalam yang didokumentasikan oleh Nuruddin Ar-Raniry dalam kitabnya yaitu Bustanussalatin. Menurunnya fungsi dan nilai sejarah dari Taman Ghairah menjadikan taman ini mulai dilupakan dan hilang dari ingatan sebagian besar masyarakat Kota Banda Aceh. Taman Ghairah ini sekarang lebih dikenal dengan Taman Sari Gunongan dan Taman Putro Phang. Oleh karena itu, lokasi penelitian ini berfokus pada salah satu taman ini, yaitu Taman Putro Phang yang berada di Gampong Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana ingatan masyarakat Kota Banda Aceh akan keberadaan dan bentuk Taman Ghairah, serta cara merevitalisasi Taman Putro Phang yang merupakan bagian dari Taman Ghairah sebagai kawasan cagar budaya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, studi literatur, dan dokumentasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa Pinto Khop yang berada di Taman Putro Phang merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang merupakan bagian dari Taman Ghairah, dimana bentuk serta kondisinya yang sudah tidak utuh dan tidak sama lagi seperti pada masa lalu, sehingga sudah mulai dilupakan oleh sebagian besar masyarakat Kota Banda Aceh. Hal ini dapat dijadikan alasan mengapa taman ini perlu divitalkan kembali sebagai salah satu kawasan cagar budaya yang pernah eksis pada masa Kerajaan Aceh Darussalam serta menguatkan kembali nilai penting yang terkandung didalamnya, dan mengembalikan lagi kondisi yang ada di masa lalu pada lingkungan Taman Putro Phang yang merupakan bagian dari Taman Ghairah. Dengan demikian, penelitian ini menghasilkan rekomendasi berupa konsep revitalisasi Taman Putro Phang.

------------------------------------------------------------------------------------------

Taman Ghairah is one part of the Darud Duniya Palace, the Kingdom of Aceh Darussalam, which was documented by Nuruddin Ar-Raniry in his book, Bustanussalatin. The decline of its the function and the forgotten of its historical value of Taman Ghairah makes this garden begin to be forgotten and disappear ftom the collective memories of most people in Kota Banda Aceh. Taman Ghairah is now located around and known as Taman Sari Gunongan and Taman Putro Phang. Therefore, this research took one of these gardens, Taman Putro Phang located in Gampong Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh, as a case study. The aims of this study is to determine the extent to which the people of Kota Banda Aceh remember the existence and form of Taman Ghairah as well as how to revitalize Taman Putro Phang which is the part of Taman Ghairah as a cultural heritage area. This research is a qualitative research with data collection techniques involves observation, interviews, literature study, and documentation. The results of this study indicate that Pinto Khop which is located in Taman Putro Phang is one of the cultural heritage buildinga which is the part of Taman Ghairah, where the shape and condition are no longer intact and no longer the same as in the past, so it has begun to be forgotten by some large community of Kota Banda Aceh. This can be used a reason why this garden needs to bo revived as one of the cultural heritage area that once existed durong the Aceh Darussalam Kingdom and reinforce the important values contained in it, and restore the conditions that existed in the past in Taman Putro Phang environment which is the part of Taman Ghairah. Therefore, this study produces a recommendation in the form of the concept of revitalizing Taman Putro Phang.


Keywords


kawasan cagar budaya, revitalisasi, taman ghairah, taman putro phang

Full Text:

PDF

References


Cahyani S.D., Sukandar P.A., Wiryono, J.H.,dan Jati R. M. B. (2022). Pengejawantahan Konsep Filosofi, Sejarah, dan Masa Depan pada Perancangan Mozaik Jogja (Jogja Planning Gallery). Mintakat Jurnal Arsitektur Vol 23, No 2. Hal. 111-121.

Charter, B. (1992). The Burra Charter.

Herliansyah, M. R. (2011). Kawasan Cagar Budaya Nelayan Terapung sebagai Orisinalitas Penunjang Jakarta Waterfront City.

Liauw, F.(2017). Konservasi Masih Minoritas. Mintakat Jurnal Arsitektur. Vol 18, No 1. Hal 11-21.

Lombard, D. (2014). Kerajaan Aceh Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Kepustakaan Populer Gramedia. Jakarta.

Santoso, I. (2017). Penelusuran Historis melalui Visual Bangunan Art Deco sebuah Upaya Buffer Kualitas Wajah Kota ke Era Komersialisasi di Malang. Mintakat Jurnal Arsitektur Vol 18, No 1. Hal. 31-37.

Moertiningsih, S. (2019). Perspektif Teori Sense of Serenity pada Historic Urban Landscape Kawasan Pasar Lama Tangerang. Mintakat Jurnal Arsitektur Vol 20, No 1 . Hal. 9-18.

Rahma, R. (2019). Eksistensi Taman Ghairah (Tinjauan Historis Kitab Bustanussalatin) Secara Tekstual dan Kontekstual. Skripsi. Fakultas Adab dan Humaniora. Uiversitas Islam Negeri Ar-Raniry.

UU No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. https://www.bphn.go.id diakses pada tanggal 28 November 2021 pukul 22.10).

Wessing, R. (1991). An Enclosure in The Garden of Love. Jurnal of Southeast Asian Studies. Hal. 1-15.

Yulianti, F., dan Amalia, R. (2017). Peran Dinas Pariwisata Terhadap Wisata Sejarah Gunongan Di Kota Banda Aceh. Jurnal Pendidikan Geosfer. Vol. 2. No. 2. Hal. 22-28.




DOI: https://doi.org/10.26905/jam.v24i1.8945

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Indexing by

width="150"

Garuda - Garba Rujukan Digital

SINTA - Science and Technology Index

Index of /public/site/images/septi

 

Index Copernicus International (ICI)

Tools:

Turnitin

crossref

Mendeley

Supported By:

Universitas Merdeka Malang




MINTAKAT: Jurnal Arsitektur

Mailing Address:

Address: Jl. Terusan Raya Dieng No. 62-64, Malang, Indonesia, 65146
Phone/Fax: +62341-568395
Email: [email protected]