Identifikasi potensi bahaya merupakan salah satu upaya pencegahan terhadap bahaya yang dapat terjadi di suatu tempat atau aktivitas. Pemetaan risiko bahaya yang dapat terjadi sangatlah penting bagi sebuah perusahaan sebagai salah satu cara mengantisipasi terjadinya kecelakaan dan meminimalisir kerusakan. Sehingga dari alasan inilah manajemen risiko terhadap bahaya yang mungkin terjadi menjadi penting untuk perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bahaya K3 yang dapat terjadi menggunakan metode Failure Mode EffectAnalysis (FMEA) dan usulan pencegahan di UKM Power Shuttlecock. Penilaian FMEA dilakukan dengan wawancara kepada pemilik UKM power shuttlecock untuk mendapatkan nilai Risk Priority Number (RPN), berdasarkan nilai RPN tertinggi maka dapat menunjukan risiko bahaya yang dominan dapat terjadi untuk kemudian dilakukan perencanaan dan pengadaan alat dalam rangka pencegahan bahaya. Hasil penelitian berdasarkan analisis menggunakan metode FMEA menunjukkan risiko bahaya yang dominan dapat terjadi di UKM power shuttlecock adalah risiko bahaya kebakaran dengan nilai RPN tertinggi pada setiap proses yang ada di setiap stasiun kerja. Untuk usulan pencegahan potensi bahaya kebakaran adalah dengan pengadaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang mengacu pada PERMENAKERTRANS No. Per. 04 / MEN / 1980 untuk menentukan jenis, jumlah dan lokasi penempatan APAR. Maka dibutuhkan APAR ABC chemical powder sebanyak 5 unit, dengan perincian 3 unit APAR ABC chemical powder berukuran 6 kg dan 2 unit APAR ABC chemical powder berukuran 3 kg. Total biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan APAR sebesar Rp 1.674.000.
Keywords
SME; Failure Mode Effect Analysis; fire extinguisher