Dropshipper responsibility in case of damaged goods in e-commerce transactions

Reni Astutik; Sunarjo Sunarjo; I Gusti Ngurah Adnyana; Dewi Ayu Rahayu; Mohammad Fahrial Amrulla; Ferry Anggriawan; Ariyanti Ariyanti; Fadilla Dwi Lailawati

doi:10.26905/jp.v19i2.9295

Dropshipper responsibility in case of damaged goods in e-commerce transactions

Reni Astutik, Sunarjo Sunarjo, I Gusti Ngurah Adnyana, Dewi Ayu Rahayu, Mohammad Fahrial Amrulla, Ferry Anggriawan, Ariyanti Ariyanti, Fadilla Dwi Lailawati

Abstract

Dropshipping is a buying and selling system where the drop shipper sells products that he doesn't own. Dropshipping is basically buying and selling that is carried out between sellers and buyers using internet media. The dropshipper only has photo samples of the supplier's goods, usually in the form of photos, which are then marketed to consumers at a price determined by the dropshipper, if sold, the dropshipper buys goods from the supplier by asking the supplier for help sending the goods to consumers on behalf of the dropshipper shop. Thus, in carrying out dropshipping buying and selling transactions, it involves parties, namely suppliers and dropshippers. E-commerce has recently been favored by producers both large and small as well as retail sellers in general. This is because promotion through online media is easier to reach consumers in terms of introducing or selling their products. E-commerce makes it easier for consumers and producers to make transactions. A dropshipper is a party that advertises goods, sells goods without owning the goods through his online shop, which then organizes so that the ordered goods are sent directly from the supplier to the consumer. Suppliers or also known as vendors are the owners of goods whose role in dropshipping is to send goods directly to buyers.

Keywords

Dropshipper; E-commerce; Responsibility

Full Text:

PDF

References

Barkatullah, A. H. (2010). Penerapan arbitrase online dalam penyelesaian sengketa transaksi e-commerce. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 17(3), 363-382.

https://doi.org/10.20885/iustum.vol17.iss3.art2

Basri, H. (2020). Perlindungan hukum terhadap konsumen dalam melakukan transaksi e-commerce ditinjau dari Undang-Undang Perlindungan Konsumen Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 (Studi Kasus Kerudungbyramana Bandung). Pamulang Law Review, 2(2), 131. https://doi.org/10.32493/palrev.v2i2.5433

Gunawan, W., & Yani, A. (2008). Hukum tentang perlindungan konsumen. Cetakan Keempat, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Junior, A. A. B. S., Laksmi Dewi, A. A. S., & Arini, D. G. D. (2021). Penyelesaian sengketa transaksi bisnis elektronik commerce melalui internet. Jurnal Konstruksi Hukum, 2(2), 218–222. https://doi.org/10.22225/jkh.2.2.3209.218-222

Kuswanto, H. (2011). Keabsahan perjanjian jual beli benda bergerak melalui internet (Tinjauan dari Buku III KUHPerdata dan UU No. 11 Tahun 2008). Jurnal Ilmu Hukum, 20.

Nasution, A. (2001). Revolusi teknologi dalam transaksi bisnis melalui internet. Jurnal Keadilan, 1(3), 28.

Paryadi, D. (2018). Pengawasan e-commerce dalam Undang-Undang Perdagangan dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Jurnal Hukum & Pembangunan, 48(3), 651-669.

Prabowo, B., Priyono, E. A., & Hendrawati, D. (2016). Tanggung jawab dropshiper dalam transaksi e-commerce dengan cara dropship ditinjau dari Undang–Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Diponegoro Law Journal, 5(3), 1-14.

Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik

Putri, T. P., Mochtar, D. A., Sunarjo, S., & Lailawati, F. D. (2020). Keabsahan yuridis perjanjian pinjaman online yang tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Bhirawa Law Journal, 1(2), 56–62. https://doi.org/10.26905/blj.v1i2.5482

Roziena, G. (2020). Tanggung jawab dropshipper terhadap risiko barang pesanan konsumen di Kota Palangka Raya (Doctoral dissertation, IAIN Palangka Raya).

Rusviana, Z., & Suliantoro, A. (2019). Perjanjian jual beli melalui internet (e-commerce) ditinjau dari aspek hukum perdata. Jurnal Ilmiah Dinamika Hukum, 21(2), 61-69.

https://doi.org/10.35315/dh.v21i2.7222

Salami, R. U., & Bintoro, R. W. (2013). Alternatif penyelesaian sengketa dalam sengketa transaksi elektronik (e-commerce). Jurnal Dinamika Hukum, 13(1), 124-135.

Siregar, A. (2019). Keasbahan jual beli online shop ditinjau dari UU No. 19 Tahun 2016 perubahan atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Jurnal Ilmiah Advokasi, 7(2), 109–125. https://doi.org/10.36987/jiad.v7i2.1339

Suherman, D. R. (2019). Upaya penerapan arbitrase online dalam penyelesaian sengketa business to consumer e-commerce sebagai wujud perlindungan terhadap hak konsumen. Aktualita (Jurnal Hukum), 2(2), 584–597. https://doi.org/10.29313/aktualita.v2i2.5158

Syafriana, R. (2017). Perlindungan konsumen dalam transaksi elektronik. De Lega Lata: Jurnal Ilmu Hukum, 1(2), 430-447.

Sjahputra, I. (2010). Perlindungan konsumen dalam transaksi elektronik. Bandung. PT. Alumni.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,

Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Wikata, N. B. D. J., & Layang, I. W. B. S. (2019). Alternatif penyelesaian sengketa dalam transaksi e-commerce sebagai bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen. Kertha Semaya : Journal Ilmu Hukum, 7(2), 1. https://doi.org/10.24843/km.2019.v07.i02.p04

DOI: https://doi.org/10.26905/jp.v19i2.9295