Makna Ruang Sebagai Aspek Pelestarian Situs Sumberawan

Authors

  • Syamsun Ramli Universitas Brawijaya Malang
  • Respati Wikantiyoso Universitas Merdeka Malang

DOI:

https://doi.org/10.26905/lw.v10i1.2399

Keywords:

Mitos, Stupa, Telaga Mata Air, Pelestarian

Abstract

Situs Sumberawan merupakan salah satu tempat wisata di kabupaten Malang. Situs initerletak di Desa Toyomerto, Kecamatan Singosari. Stupa Sumberawan berada di kakigunung Arjuno. Stupa Sumberawan dibangun pada akhir era Majapahit, yaitu sekitarabad ke-14 sampai 15. Di area stupa terdapat beberapa mata air. Mata air ini membentuktelaga mata air. Stupa Sumberawan dibangun untuk mentransformasi mata air menjaditirta amerta. Tirta amerta adalah air suci sebagai saripati kehidupan. Masyarakat masihmempercayai mitos dan larangan di telaga mata air ini. Situs Sumberawan sangat menarikuntuk diteliti dengan keberadaan telaga mata airnya. Stupa dan telaga mata air ini menjadiruang berbagai aktivitas. Warga sekitar memanfaatkannya untuk kebutuhan air bersih,mencuci, memancing, dan mengairi sawah. Umat Budha melakukan ritual pradaksinadi Stupa Sumberawan. Penganut kejawen melaksanakan ritual mandi suci pada malamjumat legi di telaga mata air. Wisatawan berkunjung dengan tujuan rekreasi. Penelitiingin mengetahui makna ruang Situs Sumberawan bagi masing-masing pengguna.Penelitian menggunakan metode studi literatur. Hasil penelitian menunjukan perbedaanpemaknaan dan penggunaan ruang di Situs Sumberawan. Perbedaan makna ruang inidapat menjadi landasan dalam upaya pelestarian Situs Sumberawan.

 

DOI: https://doi.org/10.26905/lw.v10i1.2399

Author Biographies

Syamsun Ramli, Universitas Brawijaya Malang

-

Respati Wikantiyoso, Universitas Merdeka Malang

-

References

Ariani, C. (2003). Upacara Bersih Dusun Gua Cerme, Desa Selopamioro Kabupaten Bantul sebagai Wujud Solidaritas Sosial.

Cahyono, D. (2017). Pratipa (Prasawya Tirtha Ppawitra) : Tirthayatra Mengitari Ardi Suci Penanggungan. Retrieved from https://patembayancitraleka.wordpress.com/2017/03/15/prasawya-tirtha-pawitra/

Chakim, S. (2011). Potret islam sinkretisme: praktik ritual kejawen? Jurnal KOMUNIKA, 3(1), 1–9. https://doi.org/1978-1261

Dharma, P. H. I. P. (2009). Majapahit Dalam Sejarah (2). Retrieved from http://phdi.or.id/artikel/majapahit-dalam-sejarah-2

Direktorat Jenderal Kebudayaan, K. P. dan K. (2017). Trisuci Waisak di Candi Sumberawan. Retrieved December 30, 2017, from https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjatim/2016/05/24/trisuci-waisak-di-candi-sumberawan/

Djafar, H. (2012). Masa akhir Majapahit : Girindrawarddhana & masalahnya.

Ganesha, P. B. A. (2017). Kisah Pemutaran Mandara Giri: Pencarian Tirta Amerta. Retrieved from http://www.pasramanganesha.sch.id/2012/10/kisah-pemutaran-mandara-giri-pencarian.html

Indo, B. (2017). Ritual Patirtaan Candi Sumberawan Kabupaten Malang Ajak Masyarakat Jaga Sumber Mata Air. Retrieved from http://suryamalang.tribunnews.com/2017/11/05/ritual-patirtaan-candi-sumberawan-kabupaten-malang-ajak-masyarakat-jaga-sumber-mata-air

JPPI & ICOMOS. (2003). Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia - Indonesian Charter for Heritage Conservation, 1–4.

Kebudayaan, D. J. (2016). Trisuci Waisak di Candi Sumberawan. Retrieved from https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjatim/2016/05/24/trisuci-waisak-di-candi-sumberawan/

Kuncoro, A. (2017). Wana Wisata Candi Sumberawan Kian Bersolek. Retrieved from http://www.radarmalang.id/wana-wisata-candi-sumberawan-kian-bersolek/

Kwanda, T. (2013). Otensitas Takbenda Dalam Tradisi Konservasi Di Kompleks Ki Buyut Trusmi, Cirebon, 1–8.

Marsudi. (2015). Bangkitnya Tradisi Neo-Megalithik di Gunung Arjuno.

Nuryadi. (2017). Sejarah Stupa Sumberawan.

Rahmawan, M. D. E. (2015). Candi Sumberawan Dibanjiri Umat. Retrieved from http://www.malangtimes.com/baca/247/20150602/160201/candi-sumberawan-dibanjiri-umat/

Samineni, L. (n.d.). Moksa: The Goal Of Life.

Setyani, T. I. (2011). Meniti sinkretisme teks tantu pangg ě laran, 1(2), 132–144.

Soehada, M. (2008). Orang Jawa Memaknai Agama. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Soekmono, R. (2005). Candi : fungsi dan pengertiannya. [Jakarta?] : Jendela Pustaka.

Sugata, F. (2016). Keterkaitan Aktivitas Pradaksina Pada Ragam Tipologi, 1(2), 210–234.

Sunyoto, A. (2000). Buku Petunjuk Wisata Sejarah Kabupaten Malang. Malang: Lingkar Studi Kebudayaan.

Suwardono. (n.d.). Stupa Sumberawan.

Titisari. (2016). Makna Kultural Situs Sumberawan : Masa Lalu , (March 2017).

Titisari. (2017). Intangible Cultural Heritage Candi Sumberawan Dalam Perspekstif Kosmologi. Seminar Nasional 2017 “Heritage: Tangible & Intangible Aspectsâ€. Cirebon 3-4 Mei., (1), 17–22.

Titisari, E. Y., Antariksa, Dwi, L. W., & Surjono. (2017). Intangible Cultural Heritage Candi Sumberawan Dalam Perspekstif Kosmologi. Seminar Nasional 2017 “Heritage: Tangible & Intangible Aspectsâ€. Cirebon 3-4 Mei., (May).

Titisari, E. Y., Antariksa, Dwi, L. W., & Surjono. (2017). Sumber Air Dalam Ruang Budaya Masyarakat Desa Toyomerto Singosari, Malang Menggali Kearifan Lokal Mengenai Water Resources Sustainability. Seminar Nasional Arsitektur Dan Tata Ruang (SAMARTA), 1–9.

Tripadvisor. (2017). Candi Sumberawan. Retrieved from https://www.tripadvisor.co.id/Attraction_Review-g297710-d3356829-Reviews-Sumberawan_Temple-Malang_East_Java_Java.html

Wikipedia. (2018). Moksa. Retrieved from https://id.wikipedia.org/wiki/Moksa

Wurianto, A. B. (2009). Aspek budaya pada upaya konservasi air dalam situs kepurbakalaan dan mitologi masyarakat Malang, IV.

Downloads

Published

2018-09-26

How to Cite

Ramli, S., & Wikantiyoso, R. (2018). Makna Ruang Sebagai Aspek Pelestarian Situs Sumberawan. Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal, 10(1), 31–42. https://doi.org/10.26905/lw.v10i1.2399