KONSERVASI SUMBER MATA AIR BAUMATA BERBASIS MASYARAKAT LOKAL
Abstract
Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi dengam ketersedian air bersih dan salinitasi lingkungan yang masih minim, karena keterbatasan yang dialami dalam proses penyedian sarana dan prasarana sehingga perlu mendapat perhatian semua pihak. Sebanyak enam dari dua puluh satu kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggar Timur (NTT) masih rawan atau kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Permasalahan utama yang dihadapi oleh Kelompok Masyarakat Peduli Sumber Mata Air Baumata adalah menurunnya debit air akibat maraknya penebangan liar di sekitar sumber mata air terutama di kawasan hutan bagian hulu yang merupakan daerah tangkapan air. Berbagai Tahapan atau langkah-langkah telah ditempuh guna melaksanakan solusi atas permasalahan spesifik yang dihadapi oleh Kelompok Masyarakat Peduli Sumber Mata Air Baumata. Luaran yang telah dicapai adalah masyarakat yang telah mengikuti penyuluhan tentang konservasi sumber mata air Baumata, diharapkan memilik kesadaran untuk berpartisipasi melakukan konservasi terhadap sumber mata air baumata.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Awang, S. A. (2006) Sosiologi Pengetahuan Deforestasi Konstruksi Sosial dan Perlawanan. Yokyakarta.Debut Press.
Badan Pusat Statistik Indonesia (2016) Kehutanan Indonesia. Badaan Pusat Statistik Indonesia.
Barus, T. (2004) Pengantr Limnologi Studi Tentang Ekosistem Sungai Dan Danau. Medan.
BPS-NTT. (2004). Buku saku statistik NTT. Katalog BPS. 1403.53. Biro Pustaka Statistik Propinsi Nusa Tenggara Timur. 157.
Forest Watch Indonesia (2014) Potret Keadaan Hutan Indonesia. 1st edn. Bogor.
Harsono (2000) Strategi dan Kebijakkan Konservasi di Hutan Produksi, Makala Utama Seminar Nasional Fakultas Kehutanan. Yogyakarta: Universitas Gajha Mada 26-27 Mei.
Hutabarat. (2006). Model Forest : Alternatif Pengelolaan Hutan di NTT. Sosialisasi Hasil-Hasil Litbang Kehutanan kepada Pengguna. Balai Litbang Kehutanan Bali dan Nusa Tenggara. Kupang, 14 Februari.
Indriyanto. (2010). Ekologi Hutan. Edited by Indriyanto. Lampung. PT. Bumi Aksara.
King, J. R., & Tschinkel, W. R. (2013) Fire ants are not drivers of biodiversity change: Ecological Entomology, 8(6), 543–545.
Tsujino, R., Yumoto, T., Kitamura, S., Djamaluddin, I., & Darnaedi, D. (2016). History of forest loss and degradation in Indonesia Land Use Policy. Elsevier Ltd, 57, 335-1016.
Wirakusumah, S. (2003) Dasar-Dasar Ekologi bagi Populasi dan Komunitas. Edisi 1. Jakarta.
DOI: https://doi.org/10.26905/abdimas.v4i1.3238
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Indexing by
Index Copernicus International (ICI)
Tools:
Supported By:
Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang Mailing Address: Address: Jl. Terusan Raya Dieng No. 62-64, Malang, Indonesia, 65146 Phone/Fax: +62341-5080008 Email: [email protected]
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. |