Notary, public official or public official: implications for the position of notary

Cahyani Aisyiah; Diah Aju Wisnuwardhani

doi:10.26905/idjch.v13i3.9012

Notary, public official or public official: implications for the position of notary

Cahyani Aisyiah, Diah Aju Wisnuwardhani

Abstract

The issue to be discussed is whether there is a shift in the position status of a Notary to a Public Official. A notary is a General public Official according to Notary Office Law. Since Indonesia has acceded to the Apostille Convention, it is necessary to clarify the classification of the Notary position and its implications because the Convention applies to the legal product of Publik Officials. This study discusses whether there is a shift in the position of a Notary to a Public Official and its implications for the Notary Deed, considering the provisions regarding General Public Officials and Publik Officials, including the KIP Law. In conclusion, the classification of Notary occupation, for the sake of legal certainty, as stated in Notary Office Law, is General Public Official. From another perspective, if Notary is classified as a Public Official, this would not immediately force or make the Notary obligated to disclose the Notary Deed they made or the confidential information of the Parties who appear before the Notary.

How to cite item:

Aisyiah, C., & Wisnuwardhani, D. (2022). Notary, public official or public official: implications for the position of notary. Jurnal Cakrawala Hukum, 13(3), 242-252. DOI:https://doi.org/10.26905/idjch.v13i3.9012.

Keywords

General Publik Official; Publik Official; Notary.

Full Text:

PDF

References

Adjie, H. (2013). Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik. Bandung: Refika Aditama.

Borman, M., S. (2019). KEDUDUKAN NOTARIS SEBAGAI PEJABAT UMUM DALAM PERSPEKTF UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS. Jurnal Hukum Kenotariatan, 3(1), 74-83, DOI: http://dx.doi.org/10.33474/hukeno.v3i1.1920.

Darusman, Y., M. (2016). Kedudukan notaris sebagai pejabat pembuat akta otentik dan sebagai pejabat pembuat akta tanah. Jurnal Hukum Adil, 7(1), 36-56. DOI: https://doi.org/10.33476/ajl.v7i1.331.

Dewi, M. N. K. (2016). KEDUDUKAN HUKUM AKTA RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) MELALUI MEDIA ELEKTRONIK. Arena Hukum, 9(1), 112–131. DOI: https://doi.org/10.21776/ub.arenahukum.2016.00901.7.

Elnizar, N, E. (2017). Yuk Pahami Konsep Notaris dalam Civil Law dan Common Law. Available at: https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt59d9f5002c20c/yuk--pahami-konsep-notaris-dalam-civil-law-dan-common-law/.

Hendra, R. (2012). Tanggungjawab Notaris Terhadap Akta Autentik Yang Penghadapnya Mempergunakan Identitas Palsu Di Kota Pekanbaru. Jurnal Ilmu Hukum, 3(1): 4 DOI: http://dx.doi.org/10.30652/jih.v3i01.1029.

Juniresta, A., Santoso, B., & Widhiyanti, H. (2021). Impilikasi yuridis putusan pailit terhadap profesi notaris menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia. Jurnal Cakrawala Hukum, 12(1), 1-10. doi:https://doi.org/10.26905/idjch.v12i1.5783.

Kusumaningrum, I., Wairocana, I., & Made Suartha, I. (2017). KEWAJIBAN SAKSI INSTRUMENTER MERAHASIAKAN ISI AKTA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS. Acta Comitas : Jurnal Hukum Kenotariatan, 2(2), 237 – 246. DOI: http://dx.doi.org/10.24843/AC.2017.v02.i02.p08.

Marzuki, P., M. (2007). Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana.

Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia. (2008). Jati Diri Notaris Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Pertiwi, S., Sirtha, I., & Dharsana, I. (2017). TANGGUNG JAWAB NOTARIS TERHADAP AKTA OTENTIK YANG BERAKIBAT BATAL DEMI HUKUM PADA SAAT BERAKHIR MASA JABATANNYA. Acta Comitas : Jurnal Hukum Kenotariatan, 2(2), 247 – 257. DOI: http://dx.doi.org/10.24843/AC.2017.v02.i02.p09.

Rachmatullah, A., Anshari, T., & Wisnuwardhani, D. (2021). Analisis yuridis pengelompokan wilayah pada notaris berkaitan norma perhitungan penghasilan neto terkait pejabat umum. Jurnal Cakrawala Hukum, 12(2), 129-138. DOI: https://doi.org/10.26905/idjch.v12i2.5811.

Retnowati, E. (2012). KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DAN GOOD GOVERNANCE (ANTARA DAS SEIN DAN DAS SOLLEN). Jurnal Perspektif, 17 (1), 61-54, DOI: https://doi.org/10.30742/perspektif.v17i1.94.

Sesung, R., & Sufi, F, P. (2017). PEMISAHAN JABATAN PEJABAT UMUM DI INDONESIA. Jurnal Perspektif, 22(3), 202-212. DOI: https://doi.org/10.30742/perspektif.v22i3.629.

Stephanie & Pandamdari, E. (2018). Peranan Ikatan Notaris Indonesia (INI) Terhadap Pengawasan Notaris Dalam Pelaksanaan Tugas Jabatan Notaris Di Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Hukum Adigama, 1(1), 1733-1755, DOI: https://doi.org/10.24912/adigama.v1i1.2271.

Tjukup, I., Siki Layang, I., Martana, N., Markeling, I., Dananjaya, N., Arsha Putra, I., Purnawan, K., Sari, M., Pundari, K., & Tribuana, P. (2016). AKTA NOTARIS (AKTA OTENTIK) SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERISTIWA HUKUM PERDATA. Acta Comitas : Jurnal Hukum Kenotariatan, 1(2). DOI: https://doi.org/10.24843/AC.2016.v01.i02.p05.

Triwahyuni, A. (2020). Kewajiban Dan Tanggung Jawab Notaris Sebagai Pejabat Umum. Acta Comitas : Jurnal Hukum Kenotariatan, 5(1), 1-10. DOI: https://doi.org/10.24843/AC.2020.v05.i01.p01.

Utama, W. A., & Anand, G. (2018). PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NOTARIS PENGGANTI DALAM PEMANGGILAN BERKAITAN DENGAN KEPENTINGAN PERADILAN. Jurnal Panorama Hukum, 3(1), 105–124. DOI: https://doi.org/10.21067/jph.v3i1.2344.

Waluyo, D., R. (2005). Hanya Ada Satu Pejabat Umum Notaris. Jakarta: Media Notaris.

DOI: https://doi.org/10.26905/idjch.v13i3.9012